Positive Trust dalam beberapa dimensi:
1. Kesetiaan dalam hal seksual. Aku percaya bahwa pasanganku menjaga kekudusannya.
2. Aku percaya pasangan tidak akan menyakiti, menolak atau memanipulasi aku apapun juga alasannya. Dia tidak memperalat. memanipulir termasuk minta bantuan kalau ada maunya. Ketika tidak ada keperluan, cuek saja.
Biasanya isteri merasa diperalat suami sebagai objek seks. Dekat-dekat kalau pengen... Kalo tidak, dipegang pun tidak. Trust akan tumbuh, jika percaya pasangan tidak melakukan hal itu.
3. Aku percaya pasangan mencintai dan mengasihiku tanpa motivasi-motivasi yang buruk. Mengapa mau menikah denganku? Apa karena mau berbagian kekayaan dan warisan? Apa karena aku memiliki pekerjaan yang baik? Apa karena mau menumpang hidup? Motivasi buruk seringkali menguasai karena kita semua telah jatuh dalam dosa. Lihat saja Sinetron di TV, temanya perebutan kekuasaan, kekayaan, sikut sana sikut sini, bahkan pembunuhan anggota keluarga. Mengerikan! Pastinya, terilhami dari banyaknya kegagalan keluarga berada.
4. Aku percaya bahwa pasangan memilih keutuhan dan kebahagiaan pernikahan sebagai Tujuan Utama Hidupnya dengan menjadi Family Man / Woman.
Contoh yang buruk, sewaktu pacaran mengisi dengan hura-hura. Setelah menikah dan punya anak, isteri tidak bisa lagi, harus merawat anak. Sementara suaminya tetap dengan kebiasaan lama. Sungguh menyakitkan! Dulu bersatu dalam keriaan masa muda. Sekarang, dengan datangnya tanggung jawab salah satu pihak tidak peduli.
Dimensi trust tumbuh jika mengutamakan kebahagiaan dan keutuhan keluarga, termasuk hubungan suami isteri dan anak-anak. Sangat indah kalau kita yakin pasangan memiliki pemikiran seperti ini. Betul-betul aman dan tenang berdekatan dengannya. Walaupun sibuk, tapi tahu dia memikirkan kebahagiaan keluarga sebagai salah satu tujuan utama dalam hidupnya.
5. Aku percaya bahwa dalam keadaan marah sekalipun, pasangan tidak akan meninggalkanku.
Saat ribut besar atau perang dingin, otomatis ingin berjauhan. Dalam dimensi trust ini, walaupun marah besar kita percaya pasangan tidak akan membuang atau meninggalkan kita. Artinya, pasti kembali untuk membicarakan sampai tuntas dan berbaikan.
Jika saat ini Anda marahan dengan pasangan, berjanjilah di hadapan Tuhan bahwa Anda akan kembali bicara dengannya dan serius membereskan apa yang menyebabkan kemarahan dan kekacauan. Bereskan step by step, ilmunya ada di Bab 3 Resolving Conflict.
Isteri seringkali takut membuat suami marah karena takut ditinggalkan. Akhirnya disimpan dalam hati sampai membusuk. Tidak heran mukanya kusut masai tertekan luar dalam.
Bagi setiap suami yang pernah marah, beritahu isteri bahwa Anda memang marah. Anda butuh waktu untuk sendiri dulu tetapi pasti akan kembali untuk menyelesaikannya, ”I’ll Be Back!”
Ketika melihat perbuatan dosa, keji atau jahat, kita harus marah, Tuhan juga seperti itu. Ketika melihat bangsa Israel berbuat jahat, Tuhan marah dan memberikan hukuman. Marah tapi tidak meninggalkan mereka. Ketika bangsa Israel berseru dan bertobat, Tuhan datang kembali memberi pertolongan.
6. Aku percaya bahwa pasangan punya rasa takut akan Tuhan dan keinginan untuk selalu memenuhi kehendak-Nya.
Dalam hati yang terdalam pasangan tahu bahwa kita mementingkan Tuhan, di tempat tersembunyi sekalipun. Kita seyogyanya takut kepada Dia yang tidak kelihatan, sehingga seluruh tingkah laku selalu memancarkan kebenaran dimanapun. Kalau Anda seperti ini, pasangan bisa trust luar biasa!
Ketika mencari pasangan hidup yang seiman, bukan faktor seagama saja tetapi jelas mengandung faktor ini, orang yang takut akan Tuhan bisa dipercaya. Ditambah, pasti rela taat dan mau memenuhi kehendak-Nya.
7. Aku percaya bahwa Aku adalah orang yang dapat dipercaya.
Yakinkah diri Anda bisa dipercaya? Di dalam sejarah hidup Anda, kalau berjanji adakah ditepati? Mari mereview kembali jalan yang pernah Anda tempuh.
Hari ini, apakah Anda termasuk orang yang dipercaya masyarakat, gereja, dan terutama oleh pasangan? Jangan sampai pasangan dalam hatinya kehilangan kepercayaan. Bahkan menghina diam-diam karena berbagai janji muluk yang tidak pernah Anda penuhi.
Taken from GARAM & TERANG bagi KELUARGA: Bab 6 Trust Between Husband & Wife, page 199-202
No comments:
Post a Comment